“Sejak dia menjabat sebagai bupati, tidak ada perhatian dengan kondisi pasar. Ini jalanankah di sekitar pasar rusak, bangunan tidak memadai, dan bahkan pasar yang kumuh dan kotor sekali nampa sangnging pungutanji napala, Itu sangat mengecewakan kami sebagai pedagang,” keluh Hajra.
Hajra berharap perubahan besar dapat terjadi di bawah kepemimpinan calon nomor satu, Daeng Manye.
“Saya berharap Daeng Manye bisa membawa perubahan yang lebih baik dan berpihak kepada pedagang, memperbaiki kondisi pasar, dan memberikan perhatian lebih kepada masyarakat,” tambahnya.
Kasus ini memunculkan kekhawatiran soal praktik politik uang yang dapat merusak integritas Pilkada Takalar.
Bawaslu diharapkan dapat terus mengawasi dan menindak tegas setiap pelanggaran yang terjadi untuk memastikan pemilu berjalan dengan adil dan transparan.
(*)