Pertama Dalam Sejarah, Polri Gunakan Alat Canggih EEG untuk Seleksi Casis SIPSS di Akpol

Pertama Dalam Sejarah, Polri Gunakan Alat Canggih EEG untuk Seleksi Casis SIPSS di Akpol

loading…

Read More

Polri menggunkana alat canggih EEG untuk seleksi Casis SIPSS di Akpol. Foto/istimewa

SEMARANG – Ada yang berbeda pada rangkaian proses seleksi Calon Siswa (Casis) Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) Tahun Anggaran 2025 yang saat ini sedang berlangsung di Akademi Kepolisian (Akpol), Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang.

Perbedaan itu adalah ini adalah kali pertama Panitia Pusat (Panpus) mengadakan pemeriksaan Elektroensefalogram (EEG). Pemeriksaan itu menggunakan alat Elektroensefalografi milik Pusat Kedokteran Kesehatan (Pusdokkes) Mabes Polri.

Kepala Bidang Kesmapta Rokespol Pusdokkes Polri Kombes Pol. dr. Djarot Wibowo mengemukakan alat ini baru kali pertama digunakan di seleksi penerimaan Casis SIPSS 2025.

“Sebelumnya digunakan di seleksi Calon Taruna Akpol tahun lalu. Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan apakah ada perubahan aktivitas listrik di otak Casis tersebut,” kata Kombes Djarot via telepon, Rabu (19/2/2025).

Djarot menjelaskan, perubahan aktivitas listrik di otak biasanya terjadi setelah sebab tertentu, seperti; pasca-accident alias kecelakaan, baik kecelakaan lalu lintas di mana kepala terbentur, jatuh atau ada sebab lain seperti apakah kepala sering dipukul.

Pemeriksaan EEG ini juga bertujuan membantu diagnosa penyakit epilepsi, gangguan tidur atau bahkan kemungkinan adanya tumor otak. Selain itu juga untuk mengetahui kondisi lebih lanjut tentang penyebab kejang pada seseorang. Pada pemeriksaan ini melibatkan dokter neurologi atau spesialis syaraf. “Apakah ada kelainan gelombang listrik seperti gelombang kejang atau gelombang epileptik atau tidak,” ucap dia.

Pemeriksaan EEG berlangsung selama tahap pemeriksaan kesehatan (rikkes) dan pemeriksaan administrasi (rikmin), Sabtu hingga Senin, 15-17 Februari 2025. Pemeriksaan EEG untuk satu orang Casis tersebut memakan waktu hampir satu jam.

Sejak datang di Akpol pada Jumat 14 Februari 2025 lalu, total sebanyak 210 Casis SIPSS mengikuti serangkaian proses seleksi. Mereka sebelumnya sudah lolos seleksi tingkat daerah atau di tingkat Polda-Polda. Total 210 casis itu terdiri dari 150 pria dan 60 wanita. SIPSS merupakan jalur pendidikan khusus bagi lulusan D4, S1 maupun S2 untuk menjadi Perwira Pertama (Pama) Polri.

Mereka menjalani serangkaian tes hingga tahapan akhir di 28 Februari 2025. Pada penerimaannya, Polri melibatkan pengawas internal dan eksternal, menerapkan prinsip Bersih, Transparan, Akuntabel dan Humanis (Betah).

Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri Komjen Pol Dedi Prasetyo mengemukakan SSDM Polri, selaku Panpus Seleksi SIPSS terus memutakhirkan alat-alat ukur pada tes penerimaan anggota Polri. Hal itu dilakukan dengan tujuan hasil pemeriksaan objektif dan calon-calon siswa yang lulus memenuhi syarat adalah mereka yang terbaik, baik dari sisi akademik, mental, dan jasmani.

Dengan kondisi mental dan jasmani yang baik, para siswa nantinya diharapkan dapat mengikuti seluruh rangkaian pendidikan SIPSS dengan maksimal. Hal ini juga merupakan upaya mewujudkan zero accident selama pendidikan. “Proses rekrutmen ini betul-betul kita pertimbangkan yang paling utama adalah kualitas,” tegas Komjen Dedi.

(cip)

Related posts