1. Jebolan Akmil 1988
Pria kelahiran Sidoarjo, Jawa Timur, 1967 ini merupakan jebolan Akademi Militer (Akmil) 1988. Dikutip dari laman resmi MURI, dia bertugas di Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) selama sepuluh tahun sebelum beralíh ke sektor intelijen atau Badan Intelijen Strategis (BAIS) setelah lulus dari Akmil di Magelang 1988.
2. Meraih 12 Gelar dalam Kurun Waktu 30 Tahun Lebih
Mayjend TNI Dr. Budi Pramono, S.IP., S.H., M.M., M.A., M.H., (GSC)., CIQaR., CIQnR., MOS., MCE., CIMMR ini meraih 12 gelar. Rinciannya enam gelar akademik dan enam kompetensi.Berbagai gelar yang diraih mulai dari Master of Art dalam studi keamanan dan strategi dari Universitas Hull di Inggris (1998), Master of Management dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (2005), serta lulus Sarjana Hukum dan Magister Hukum pada Universitas di Jakarta dengan hasil predikat Cumlaude.
Selain gelar akademik di universitas, ia juga meraih gelar dalam pendidikan militer internasional. Di antaranya, Regimental Officer Advanced Course (Suslapa – II) di Australia pada 1996, National Security Intelligence Training Course di Taiwan (1999), Command and General Staff College, School of General Staff and Command di Manila (2001), di mana Budi menerima penghargaan lulusan terbaik (Honor Graduate).
Budi juga menyelesaikan pendidikan militer United Nations logistics Course di Port Dickson (2002), Austfamil Course di Laverton Australia (2003). Serta Emergency Management Australia Course (2004).
3. Terinspirasi dari Nelson Mandela
Budi mengaku terinspirasi dari mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela dalam mengejar pendidikannya tersebut. “Dalam mengejar pendidikan ini, saya terinspirasi dari apa yang disampaikan Nelson Mandela tentang pendidikan. Pendidikan adalah senjata paling mematikan di dunia. Kenapa? Karena pendidikan bisa merubah dunia,” kata Budi di Galeri Museum Rekor MURI Jakarta, Kamis (31/10/2024).